MENGEJAR IMPIAN

 

Hidup dalam sebuah impian mungkin dambaan semua orang… Siapa di dunia ini yang tidak suka bermimpi atau berkhayal… ? Hanya manusia-manusia berkacamata tebal dan berkepala botak mungkin yang tidak suka bermimpi, atau orang yang segalanya udah serba ada.tapi apakah mungkin orang-orang tersebut tidak suka bermimpi ? saya rasa tidak. Setiap orang memiliki mimpi dan mereka pasti berupaya keras untuk menjadikanya nyata. Tapi sejatinyaTak semudah itu. Saat khayalan atau impian melampaui jangkauan, terkadang manusia menyerah dengan keadaan. Keadaan selalu menjadi kambing hitam saat semua hal gagal.ya seperti saya saat ini gagal dalam sesuatu hal yang tidak pernah di sangka-sangka padahal bila kita berpikir lebih teliti lagi keadaan itu sebuar Anugrah Cuma kitalah yang tidak bersyukur.Jadi apa atau siapa yang salah saat khayalan atau impian tidak bisa tercapai ? Orang lain kah ? Diri kita sendiri kah? Setiap orang punya jawaban masing-masing dan mereka pasti bersikukuh atas jawabannya. semua itu Manusiawi.
Saat kulihat saat semua menjadi  begitu gelap khayalanku seakan terbawa kedalamnya. Kedalam sebuah lorong hitam dan gelap. Betapa aku memimpikan setitik cahaya terang saat ini, barang hanya untuk menerangi jalanku yang begitu fanna,gelap dan sunyi. Hanya suara langkah dan nafasku yang bisaku dengar. Sebuah keadaan yang sangat kusesali tapi apa daya aku telah terlarut terlalu dalam. Terlambat sudah bila ku harus menyalahkan keadaan yang sepenuhnya kuputuskan sendiri. Sekilas ku melihat sebuah cahaya kecil, tidak begitu menyilaukan mata tetapi cukup untuk membuat semangat ku bangkit kembali. Ingin rasanya diriku berlari , tetapi gelap dan sunyinya lorong membuatku ragu untuk berlari. Aku masih waras dengan akal sehatku, aku merasakan pijakanku tidak semulus yang mungkin orang lain pikirkan. Aku merasa menginjak banyak batu-batu keras yang tak terhingga jumlahnya sungguh banyak. Batu-batu kecil tetapi berjumlah banyak sama saja dengan sebuah batu sungai yang besar dan kokoh, bisa saja mencelakakanku dengan sekejap mata bila diriku tak waspada. Akhirnya ku putuskan untuk berjalan perlahan sambil kukenali jalan yang ku tapaki. Sebuah perjalanan lambat yang memberikan harapan. Cahaya itu semakin dekat denganku, aku pun sedikit memicingkan mataku dan cahaya yang terlihat dari jauh begitu kecil saat semakin dekat dengan sunber cahaya, ternyata cahaya itu begitu besar dan menyilaukan mata. Membuatku lengah akan jalan yang kutapaki. Tak terasa cahaya itu pun sangat dekat dan menyilaukan. Aku pun mulai berlari kecil. Suara langkahku semakin cepat. jantungku juga berdebar tak karuan karena menemukan jawaban dari impianku. Tetapi karena terlalu bersemangat, kaki kiriku terantuk sebuah batu. Sebuah batu yang mestinya ku waspadai penuh. Diriku pun terjatuh . Sebuah ironi klasik saat kelengahan menghancurkan segalanya. Hatiku pun remuk karena harapanku  itu sirna begitu saja. Hilang tak berjejak seperti jejak langkah manusia di padang pasir terhapus badai pasir. Hilang sudah. Aku pun tertunduk lesu dalam sebuah lorong harapan yang gelap dan sunyi. Seakan alam tak sudi melihat diriku bahagia. Alam punya cara lain untuk menjawab impian dan harapan seorang manusia. Tergantung dari manusia itu sendiri bisa menerima atau tidak jawaban alam tersebut. Karena alam adalah hasil impian dan harapan dari yang maha Kuasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blogku, namaku dan Alasan ngeblog